Blogger templates
Blog archive
-
▼
2011
(33)
-
▼
November
(29)
- Kerajinan Flanel ( Edisi Gantungan Kunci Shirley d...
- Stonehenge Tempat Ritual Pemujaan Matahari?
- Kerajinan Flanel ( Edisi Gantungan kunci Shaun the...
- Kejang-kejang Akibat Nonton Drakula Twilight 'Brea...
- Beginilah Nasib Pendidikan di Perbatasan...
- Warga Malaysia Dalang Pembunuhan Orangutan
- Kisah Pak Guru Edi di Pedalaman Riau
- Kerajinan Flanel ( Edisi Gantungan Kunci Campuran)
- Inilah Skuad Timnas untuk Lawan Beckham Dkk
- Kerajinan Flanel ( Edisi Gantungan HP)
- Kerajinan Flanel ( Edisi Bros )
- Sepertiga Terumbu Karang Indonesia Rusak
- Kerajinan Flanel ( Edisi Bros )
- Tips Berkreasi Dengan Kain Flanel
- Timnas U-23 Jadi Kerangka Timnas Masa Depan
- Kerajinan Flanel ( Edisi Gantungan Kunci dan Gantu...
- Indonesia Kalah dalam Adu Penalti
- Kerajinan Flanel ( Edisi Boneka )
- Mengenal Lebih Dekat Para Pemain Timnas U-23 ( Gar...
- Tinju
- Atletik
- Sepak Takraw
- Bola Voli
- Sepak Bola
- Berenang
- Kerajinan Flanel ( Edisi Tas Tangan )
- Suporter Indonesia Berencana Pakai Batik
- Kerajinan Flanel ( Tempat Flashdisk )
- Kerajinan Flanel ( Edisi Gantungan )
-
▼
November
(29)
categories
- Artikel Olah Raga (6)
- Hukum (1)
- Kerajinan Flanel (13)
- Kesehatan (1)
- Olahraga (6)
- Tips (1)
- umum (11)
Popular posts
Mira Jaya
Diberdayakan oleh Blogger.
Kamis, 24 November 2011
Sepertiga Terumbu Karang Indonesia Rusak
Diposting oleh
Mira Jaya
,
di
01.31
Laut Indonesia memiliki terumbu karang terluas di dunia, yakni 15 persen dari seluruh lautan di bumi. Namun berdasarkan hasil riset Coremap LIPI dan LAPAN akhir tahun 2008, hampir sepertiga kondisi terumbu karang di Indonesia berkategori rusak.
Menurut Zaenal Arifin, Kepala Pusat penelitian Oseanografi LIPI, 5 persen terumbu karang berkategori sangat baik, 25 persen baik, 30 persen sedang, dan 31,5 persen rusak.
“Kerusakan terumbu ini terjadi di kota-kota besar yaitu Jakarta, Kepulauan Seribu, Makassar, Surabaya, bahkan Ambon,” kata Zaenal di Jakarta, 24 November 2011. “kerusakan terumbu bisanya diakibatkan oleh faktor ulah manusia,” ucapnya.
Zaenal menyebutkan, manusia menangkap ikan dengan menggunakan bahan peledak. Selain itu, kualitas air yang buruk juga mengakibatkan terumbu karang sulit tumbuh. “Perubahan iklim juga berpengaruh pada tingkat keasaman air laut, sehingga terumbu karang berkurang,” ucapnya.
Menurut Zaenal, efek gas rumah kaca juga secara tidak langsung mengakibatkan spesies yang hidup di sekitar terumbu karang dapat punah. Suhu air, salinitas, sangat mempengaruhi percepatan pertumbuhan terumbu karang.
Malah, menurut Zaenal, kerusakan yang diakibatkan oleh faktor kualitas air bisa bersifat lebih massif dibandingkan dengan faktor bahan peledak. “Kalau air bisa massif seluruhnya. Tapi kalau dinamit hanya beberapa bagian saja,” ujarnya.
“Kualitas air bisa dipengaruhi oleh kekotoran air yang diakibatkan oleh sampah yang akhirnya terbawa ke laut,” kata Zaenal. “Dan yang tak kalah penting yakni menjaga ekosistem di sekitar terumbu karang untukmembuat terumbu karang dapat cepat tumbuh, pelestarian Mangrove,” ucapnya.
Mangrove, kata Zaenal, dapat mengurangi tekanan pada terumbu karang. “Intinya, jika ekosistem rusak, terumbu terancam,” sebutnya. Sejauh ini, berdasarkan penelitian LIPI pada 2010, luas terumbu karang di Indonesia mencapai 19.500KM persegi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)